Ketika kita merasakan jatuh cinta dan mendambakan seseorang menjadi jodoh
kita. Namun kita tetap diam, mengendalikan hati agar tidak tergesa-gesa
mengutarakannya, maka yang ada adalah harapan yang terbalut dalam doa.
Doa kebaikan untuknya tak pernah alpa kita panjatkan. Semoga dia mampu
menjadi hamba yang beriman dan mengisi hari-harinya dengan kebaikan. Semoga
Allah mempertemukan dan mempersatukan pada saat yang tepat. Saat dimana hanya
ada perkenalan, kemudian lamaran dan berakhir pada pernikahan bukannya pacaran.
Namun jika Allah menghendaki kita tidak berjodoh dengannya. Karena mungkin
ada seseorang yang lebih baik dari kita untuknya dan ada yang lebih baik dari
dia untuk kita. Itulah nilai sebuah kepasrahan.
Namun ketika kita jatuh cinta, lalu kita menjalin hubungan dengannya.
Meskipun hanya sebatas di dunia maya, meskipun ingin mengenalnya lebih lanjut,
maka syetan akan ikut ambil bagian.
Ia akan menyiksamu dengan rindu yang membelenggu. Setelah rindu berganti
sayang yang penuh dengan kehangatan, penuh dengan impian tentang masa depan
yang dilewati bersama. Senda gurau dan kemesraan yang dibina seolah terasa
indah dan tak ada yang salah. Bahkan tanpa sadar apa yang dilakukan sekarang
sebelum halal untuk dilakukan, karena dia belum menjadi mahram kita.
Hal itu membuat kita lalai dari mengingat Allah. Bahkan kadang kita lupa
ada Allah yang senantiasa mengawasi kita. Dia mengawasi kemesraan yang belum
berhak kita nikmati bersamanya. Kerinduan yang berkelanjutan dengan impian
sebuah pertemuan. Pertemuan berakhir dengan pelukan yang kemudian membuat hati
menjadi bergantung kepadanya.
Seolah-olah hanya dia yang mampu menciptakan kebahagiaan di dunia kita. Dan
seolah-olah tanpa dia hidup kita tak akan ada artinya. Dan pada akhirnya ketika
perpisahan yang terjadi, karena Allah tak menghendaki. Kita menjadi putus asa
dan sedih seolah-olah hidup tak lagi berwarna tanpa kehadiran dan cintanya.
Sebenarnya semua orang itu mempunyai hak yang sama dalam mencintai dan
dicintai. Tapi bukan dengan cinta yang tak diridhai. Cinta selain karenaNya
hanya akan membawa kita pada penyesalan abadi. Sebagai seorang muslim harusnya
kita memilih kebahagiaan yang abadi. Kedamaian yang sejati yang ada disisiNya di JannahNya. Maka mari
saling mengingatkan dalam kesabaran.
Kesabaran dalam menanti hadirnya cinta
dari Ilahi.
Ketika mereka bahagia dengan cinta semunya (baca:pacaran)
Biarkanlah aku sendiri di sini, bahagia dalam cinta Ilahi
Aku tak laku...
Karena memang ku bukan barang dagangan :P
Aku jomblo bukan karena tak dapat mencintai atau dicintai
Tapi aku selalu menolak jika pacaran jalan yang ditawarkan
Hidup sendiri memang kadang terasa sepi
Namun aku tak slalu sendiri
Karena Allah senantiasa dalam hati
Biar ku nikmati hidup tanpa cinta sebelum halal menjelang
Walau kadang godaan datang
Yakin dia yang terbaik akan datang
Pada waktu terbaik yang Dia yang tentukan
Tetaplah bersabar dalam penantian
Semoga bermanfaat
Renungan Malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar