Ingatkah kita waktu usia masih
muda, belasan sampai dua lima tahunan. Masa dimana ibarat bunga sedang mekar-mekarnya
dan banyak kumbang yang datang menghampiri. Saat itu kita masih terkesan jual
mahal dan memilih-milih saat ada lelaki
yang ingin datang melamar. Berbagai alasan diutarakan dari mulai fokus belajar
hingga fokus pekerjaan.
Kini saat usia kita perlahan
semakin bertambah hingga hampir memasuki kepala tiga. Peluang cinta yang dulu
ramai datang menyapa menjadi hilang entah kemana. Sementara orang tua sudah begitu
mendesak menanyakan kepastian kapan, akhirnya kita pun gamang dan kebingungan.
Rasa penyesalan mulai berdatangan,
saat keinginan menikah datang namun sayang belum ada lagi lamaran yang datang.
Kadang dalam kegamangan menanti pinangan yang datang, tak sadar tiba-tiba
terucap dari mulut suatu keluhan, “ Mana jodoh yang Allah janjikan? Kapan ia akan dihadirkan?”
Nah, klo uda kayak gini lantas
siapa yang akan kita salahkan? Jangan sampai menyalahkan Tuhan yaa, keep khuznudhon
aja :)
Sebenarnya penyebab utama mengapa
Allah tak kunjung mengabulkan permintaan dan mengapa jodoh tak kunjung datang adalah karena
perbedaan persepsi kita dengan Allah. Kita seringkali mengganggap apa yang
sesuai dengan keinginan kita adalah yang terbaik untuk kita, padahal baik di
mata kita belum tentu baik di mata Allah lho.
Masih ingatkan firman Allah dalam
Q.S Al-Baqoroh:216? Ga ingat yaa... ayo dibuka lagi Al-Qurannya, jangan hanya
ditumpuk dan dianggurin aja, tapi dibaca dan dipahami maknanya yaa
Dalam QS. Al-Baqoroh:216
disebutkan bahwa:
“Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang engkau tidak mengetahui.” (Q.S Al-Baqoroh:216)
Klo mau flash back sejenak ke
belakang, saat usia kita masih muda dulu dan banyak lamaran yang datang, tapi
kita malah jual mahal dan tanpa berpikir langsung menolak semua lamaran yang datang
dengan berbagai alasan. Mentang-mentang saat itu kita masih muda, masih cantik
kalau ibarat bunga lagi mekar-mekarnya, tapi apakah karena itu lantas kita bisa
seenaknya menolak ketika ada lelaki serius yang datang? Barangkali diantara
mereka ada jodoh yang benar-benar Allah
pilihkan. Nah lho, akhirnya nyesel kan...
Dan saat ini lah kita mulai sadar
dan berharap ada seseorang yang datang, sampai kita turunkan semua kriteria
yang dulu jadi patokan agar sang jodoh segera datang. Kira-kira pantas ga kayak
gitu itu?
Sahabat cahaya ketahuilah, bukan
hanya kamu saja yang mengalami itu. Lihatlah diluar sana masih banyak yang
mengalami hal serupa.Bahkan ada yang merasa putus asa dan mulai galau karena
jodohnya tak kunjung dipertemukan. Selalu muncul dalam benak saat melihat orang
yang telah dipertemukan jodohnya, “trus giliranku kapan?”
Sahabat cahaya haruskah kita
sebagai muslim merasa berputus asa dari rahmatNya? Padahal dalam firmannya
Allah mengajarkan kita untuk jangan pernah berputus asa dari rahmatNya. Walau
tak dapat dipungkiri, kadang ada kesepian yang tiba tiba datang tanpa diundang
dan saat merayuNya diseperti ga malam tanpa sadar air mata menetes bercucuran.
Jadi ingat sebuah lirik lagunya Kang Abay yang bertajuk Jodoh Dunia Akhirat
“Ku merayu pada Allah yang tahu isi hatikuDi malam hening aku slalu mengadu, tunjukkan padaku... “
Ketahuilah sahabat cahaya, tak
ada yang salah dengan janjiNya. Janjinya adalah suatu keniscayaan walau kita
harus menebusnya dengan penuh kesabaran dalam sujud malam yang berpanjangan.
Jangan pernah lelah memantaskan dirimu, bukan untuk dia tapi untuk Dia. Believe,
janjiNya itu nyata, rencanaya adalah yang terindah dan pilihannya adalah yang
terbaik. Pada waktu yang tepat nanti Allah akan hadirkan dia, sosok imam yang
dinantikan.
Ketahuilah ukhti, kita adalah
tulang rusuk yang hilang yang akan dicari oleh sang pemilik tulang rusuknya.
Jika saat ini kita dalam masa menanti, maka jadikan masa penantian ini menjadi
jalan menuju keberkahan, yaitu Menanti dengan Iman. Menanti ga hanya diam diri,
isilah masa-masa menanti itu dengan ketaqwaan, sabar, doa dan tawakkal. Jadikan
penantian kita berkualitas dengan selalu memperbaiki diri dan memantaskan diri.
Tak perlu galau dan gamang karena
dia yang dinantikan tak kunjung datang. Jadikan masa menanti sebagai kesempatan
dan motivasi untuk lebih memperbaiki kualitas diri dan memantaskan diri menjadi pribadi yang sholeh/sholehah agar
akhirnya kita menjadi muslim/muslimah yang tangguh, kuat dan berkualitas. Bukankah
jodoh adalah cerminan diri? Maka dari itu jika ingin mendapatkan jodoh yang
baik, kita harus senantiasa memperbaiki diri kita lahir dan batin. Sehingga pantas
untuk dipersatukan dengan pribadi yang baik itu. Jadikan masa menanti sebagai
ujian kesabaran yang akhirnya membentuk
kita menjadi pribadi yang lebih bersabar. Tetaplah bersabar dalam
penantian menantikan dengan iman.
Sehingga pada waktunya nanti saat
jodoh yang dijanjikan Allah benar-benar datang , kita sudah siap menyambutnya
lahir dan batin. Saat pangeran atau bidadari
surga itu datang kita akan menyambutnya dengan senyuman dan linangan air mata
kebahagiaan dan berbisik dalam hati, “Subhanallah ternyata jodoh dari Allah itu
begitu istimewa...”
Semoga bermanfaat
10/04/16, Mojokerto menjelang
tengah malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar