Assalamualaikum Sahabat Cahaya :)
Setiap harinya banyak ilmu-ilmu
baru yang kita dapatkan. Baik itu berasal dari pengalaman diri sendiri maupun
orang lain, pengamatan terhadap lingkungan sekitar, maupun pembelajaran dari
apa yang kita baca, kita dengar atau kita rasakan. Karena banyaknya ilmu-ilmu
baru yang terus masuk dalam otak kita itu membuat kita jadi mudah lupa,
jangankan ilmu yang kita dapat seminggu yang lalu, ilmu yang baru saja kita
dapat pun akan mudah sekali lepas dari ingatan. Lupa adalah sifat khasnya
manusia, bagaimana caranya agar ilmu yang didapat tidak mudah terlepas dari
ingatan? Caranya hanyalah dengan mengikatnya ke dalam sebuah tulisan.
Keterbatasan otak manusia dalam
menyimpan suatu ingatan membuat mereka lebih mudah lupa atas apa-apa yang
terjadi di masa lampau, berawal dari hal itu lah maka perlunya kita mengikat
ingatan-ingatan akan suatu kejadian, kenangan, pengalaman dan ilmu yang
didapatkan dalam sebuah tulisan. Karena tulisan itu akan menjadi satu pengingat
dan juga rekam jejak apa yang telah terjadi di masa lampau. Meskipun sang
penulis telah tiada tulisannya akan tetap hidup di hati para pembacanya.
Menurut Sahabat Ali bin Abi
Thalib, beliau mengibaratkan "ilmu itu seperti hewan buruan dan tulisan sebagai
tali pengikatnya." Agar hewan buruan tidak lepas maka kita perlu mengikatnya
dengan tali pengikat. Begitu pun juga dengan ilmu dan pengalaman baru yang tiap
hari kita dapatkan, bila tidak segera diikat dalam sebuah tulisan atau catatan
akan mudah sekali lepas dari ingatan. Setelah ilmu diikatkan dalam sebuah tulisan
agar lebih kuat lagi ikatannya, maka perlu untuk diamalkan. Karena ilmu yang
berbuah surga adalah ilmu yang diamalkan. Sebagaimana dalam firman Allah,
“Demikian itu surga diwariskan bagi orang-orang yang mau mengamalkan ilmunya.”
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu
yang diamalkan dan diajarkan. Ilmu yang diamalkan pahalanya akan senantiasa
mengalir bahkan sampai kita telah meninggalkan dunia ini, ilmu-ilmu itu akan
tetap hidup melalui orang-orang yang telah diajarkan dan terus mengamalkan apa
yang diajarkannya. Seperti sabda Rosulullah dalam sebuah hadits, “Jika anak
adam mati, maka akan terputuslah seluruh amalnya, kecuali 3 perkara yaitu,
shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang senantiasa berdoa
kepadanya.” (HR. Muslim)
Jadi, masih mau membiarkan
apa-apa yang telah didapat mudah sirna dari ingatan dengan begitu saja? Ayo
sebelum terlambat lekas tuliskan dalam sebuah tulisan dan jangan lupa diamalkan
juga yaa, semoga bermanfaat, ditunggu saran dan masukannya demi perbaikan di tulisan berikutnya.
Wassalamualaikum Sahabat Cahaya :)
Cahaya Fitria untuk #30DWC2
sangat bermanfaat:)
BalasHapussyukron ka fitria:)
Alhamdulillah, syukurlah :)
BalasHapusiya, اِنْ شَآ ءَاللّٰهُ smoga bisa istiqomah çαмα² belajar dan saling mengingatkan dalam kebaikan
syukron ukhti Santi dan Ukhti Nurul sudah berkenan mampir ^_^