via udarino.blogspot.com
Bagi kebanyakan orang menunggu adalah kegiatan yang membosankan. Semua
pasti pernah merasakannya bukan? Apalagi kalau yang ditunggu itu tak jelas
kepastian kapan datangnya.
Menunggu menjadi membosankan karena dilakukan dalam keadaan pikiran kita
yang tidak bersama badan saat menunggu. Saat itu pikiran kita berjalan-jalan
meninggalkan badan seakan-akan mencari hal yang ditunggu. Padahal, semakin kita
mencari hal yang ditunggu semakin kita tidak akan menemukannya. Karena
pencarian yang dilakukan pikiran justru mengada-adakan hal yang sebenarnya
tidak ada. Hal itulah yang membuatnya menjadi membosankan.
Seorang teman berkata, “Menunggu itu nikmat, temukan kenikmatan dalam
menunggu.”
Saat menunggu itu keadaan pikiran dan badan kita seringkali tidak berjalan
beriringan, seperti pikiran dimana, badan dimana... hal itulah yang menyebabkan munculnya
kegelisahan dan ketidaktenangan dalam menjalani hidup. Pikiran sering tidak
berada di tempatnya saat ini, ia melang-lang buana ke masa depan kadang juga
kembali ke masa lalu.
Seperti dalam sebuah kisah, ada seorang penggembala sedang menuntun sapinya
dengan tali. Melihat hal itu, ada seorang guru bertanya pada muridnya, “sapi
itu terikat pada penggembala atau sang penggembala yang terikat pada sapi?”
Muridnya menjawab, “sapinya lha yang terikat pada penggembala, kan sapi itu
peliharaannya.”
Tiba-tiba sang guru mendekat pada sapi itu kemudian memotong talinya, sapi
itu berlari kencang dan sang penggembala itu mengejarnya dengan susah payah.
“Kenyataan tidak seperti yang kau kira, muridku” kata sang guru.
Lihat saja itu sang pengggembala berlari mengejar sapinya, karena sang
gembala itu yang terikat pada sapinya dan bukan sapinya yang terikat pada sang
penggembala.
Sang murid pun hanya bisa bengong melihat kejadian itu.
Seperti halnya penggembala itu, seperti itu lah pikiran kita bila tidak
dapat dikontrol akan memperbudak diri kita. Seharusnya kan pikiran yang terikat
pada manusia bukan manusia yang terikat pada pikirannya, yang terjadi malah
sebaliknya.
Pikiran adalah suatu jalan yang dilewati semua peristiwa yang sudah dan
belum terjadi. Dapat dibayangkan dengan banyaknya peristiwa yang telah terjadi
dalam kehidupan manusia ditambah dengan peristiwa yang belum terjadi membuat
keramaian dalam pikiran. Hal itu akan terjadi terus menerus selama pikiran
tidak diistirahatkan.
Keramaian dalam pikiran butuh disaring dan didiamkan untuk membuat pikiran
menjadi kembali jernih seperti sedia kala. Salah satu caranya adalah dengan
menunggu. Menunggu merupakan waktu badan jasmani dan rohani dalam keadaan diam
hening yang bertujuan untuk mengendapkan kotoran-kotoran dunia. Ketika diri dalam posisi hening menunggu,
waktu akan melambat diimbangi dengan ketenangan pikiran membuat apa yang
terjadi ke depannya justru akan terlihat jelas.
Menunggu dengan badan dan pikiran yang berada di tempatnya membuat kita
sepenuhnya sadar dan mensyukuri yang
terjadi saat ini, hingga kita tidak akan gelisah dengan kejadian yang telah
lalu dan tidak akan mencemaskan kejadian di masa yang akan datang.
Menunggu dapat menenangkan pikiran dan kembali menjernihkannya, dengan
syarat saat menunggu pikiran harus diistirahatkan, tetap berada ditempatnya
tidak melayang-layang entah kemana. Ingat, bukan pikiran yang mengendalikan
kita, melainkan kitalah yang mengendalikan pikiran itu sendiri. Menunggu juga
tidak akan membosankan bila kita mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat, bukan bengong yang akhirnya membuat pikiran dimana badan dimana...
Masih berpikir menunggu itu membosankan? Coba ubah mindset kita
So, tak selamanya menunggu itu membosankan... menunggu itu nikmat :-)
Semoga bermanfaat
Cahaya Fitria #30DWC19, 04 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar