Minggu, 10 April 2016

Menanti dengan Iman



Ingatkah kita waktu usia masih muda, belasan sampai dua lima tahunan. Masa dimana ibarat bunga sedang mekar-mekarnya dan banyak kumbang yang datang menghampiri. Saat itu kita masih terkesan jual mahal dan memilih-milih  saat ada lelaki yang ingin datang melamar. Berbagai alasan diutarakan dari mulai fokus belajar hingga fokus pekerjaan. 

Kini saat usia kita perlahan semakin bertambah hingga hampir memasuki kepala tiga. Peluang cinta yang dulu ramai datang menyapa menjadi hilang entah kemana. Sementara orang tua sudah begitu mendesak menanyakan kepastian kapan, akhirnya kita pun gamang dan kebingungan. 

Rasa penyesalan mulai berdatangan, saat keinginan menikah datang namun sayang belum ada lagi lamaran yang datang. Kadang dalam kegamangan menanti pinangan yang datang, tak sadar tiba-tiba terucap dari mulut suatu keluhan, “ Mana jodoh yang Allah janjikan? Kapan ia akan dihadirkan?”
Nah, klo uda kayak gini lantas siapa yang akan kita salahkan? Jangan sampai menyalahkan Tuhan yaa, keep khuznudhon aja :)

Sebenarnya penyebab utama mengapa Allah tak kunjung mengabulkan permintaan dan mengapa  jodoh tak kunjung datang adalah karena perbedaan persepsi kita dengan Allah. Kita seringkali mengganggap apa yang sesuai dengan keinginan kita adalah yang terbaik untuk kita, padahal baik di mata kita belum tentu baik di mata Allah lho.

Masih ingatkan firman Allah dalam Q.S Al-Baqoroh:216? Ga ingat yaa... ayo dibuka lagi Al-Qurannya, jangan hanya ditumpuk dan dianggurin aja, tapi dibaca dan dipahami maknanya yaa
Dalam QS. Al-Baqoroh:216 disebutkan bahwa:


“Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang engkau tidak mengetahui.”  (Q.S Al-Baqoroh:216)


Klo mau flash back sejenak ke belakang, saat usia kita masih muda dulu dan banyak lamaran yang datang, tapi kita malah jual mahal dan tanpa berpikir langsung menolak semua lamaran yang datang dengan berbagai alasan. Mentang-mentang saat itu kita masih muda, masih cantik kalau ibarat bunga lagi mekar-mekarnya, tapi apakah karena itu lantas kita bisa seenaknya menolak ketika ada lelaki serius yang datang? Barangkali diantara mereka ada jodoh yang benar-benar  Allah pilihkan. Nah lho, akhirnya nyesel kan...

Dan saat ini lah kita mulai sadar dan berharap ada seseorang yang datang, sampai kita turunkan semua kriteria yang dulu jadi patokan agar sang jodoh segera datang. Kira-kira pantas ga kayak gitu itu?

Sahabat cahaya ketahuilah, bukan hanya kamu saja yang mengalami itu. Lihatlah diluar sana masih banyak yang mengalami hal serupa.Bahkan ada yang merasa putus asa dan mulai galau karena jodohnya tak kunjung dipertemukan. Selalu muncul dalam benak saat melihat orang yang telah dipertemukan jodohnya, “trus giliranku kapan?”

Sahabat cahaya haruskah kita sebagai muslim merasa berputus asa dari rahmatNya? Padahal dalam firmannya Allah mengajarkan kita untuk jangan pernah berputus asa dari rahmatNya. Walau tak dapat dipungkiri, kadang ada kesepian yang tiba tiba datang tanpa diundang dan saat merayuNya diseperti ga malam tanpa sadar air mata menetes bercucuran. Jadi ingat sebuah lirik lagunya Kang Abay yang bertajuk Jodoh Dunia Akhirat


“Ku merayu pada Allah yang tahu isi hatiku
 Di malam hening aku slalu mengadu, tunjukkan padaku... “

Ketahuilah sahabat cahaya, tak ada yang salah dengan janjiNya. Janjinya adalah suatu keniscayaan walau kita harus menebusnya dengan penuh kesabaran dalam sujud malam yang berpanjangan. Jangan pernah lelah memantaskan dirimu, bukan untuk dia tapi untuk Dia. Believe, janjiNya itu nyata, rencanaya adalah yang terindah dan pilihannya adalah yang terbaik. Pada waktu yang tepat nanti Allah akan hadirkan dia, sosok imam yang dinantikan.

Ketahuilah ukhti, kita adalah tulang rusuk yang hilang yang akan dicari oleh sang pemilik tulang rusuknya. Jika saat ini kita dalam masa menanti, maka jadikan masa penantian ini menjadi jalan menuju keberkahan, yaitu Menanti dengan Iman. Menanti ga hanya diam diri, isilah masa-masa menanti itu dengan ketaqwaan, sabar, doa dan tawakkal. Jadikan penantian kita berkualitas dengan selalu memperbaiki diri dan memantaskan diri. 

Tak perlu galau dan gamang karena dia yang dinantikan tak kunjung datang. Jadikan masa menanti sebagai kesempatan dan motivasi untuk lebih memperbaiki kualitas diri dan memantaskan diri  menjadi pribadi yang sholeh/sholehah agar akhirnya kita menjadi muslim/muslimah yang tangguh, kuat dan berkualitas. Bukankah jodoh adalah cerminan diri? Maka dari itu jika ingin mendapatkan jodoh yang baik, kita harus senantiasa memperbaiki diri kita lahir dan batin. Sehingga pantas untuk dipersatukan dengan pribadi yang baik itu. Jadikan masa menanti sebagai ujian kesabaran yang akhirnya membentuk  kita menjadi pribadi yang lebih bersabar. Tetaplah bersabar dalam penantian menantikan dengan iman.

Sehingga pada waktunya nanti saat jodoh yang dijanjikan Allah benar-benar datang , kita sudah siap menyambutnya lahir dan  batin. Saat pangeran atau bidadari surga itu datang kita akan menyambutnya dengan senyuman dan linangan air mata kebahagiaan dan berbisik dalam hati, “Subhanallah ternyata jodoh dari Allah itu begitu istimewa...”

Semoga bermanfaat  

10/04/16, Mojokerto menjelang tengah malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar