Senin, 29 Februari 2016

Belajar dari 7 Makanan Khas Jawa (Tradisi Syawalan)



Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi adatnya masing-masing, yang menjadi satu kearifan lokal daerah tersebut. Dalam masyarakat Jawa terdapat berbagai macam tradisi adat dari mulai kelahiran, pernikahan, sampai kematian juga ada tradisi saat hari-hari besar keagamaan. Dalam berbagai tradisi itu selalu ada makanan khas yang disajikan sebagai pendamping saat prosesi berlangsung. 

Dalam edisi ke-15 #30DWC ini, saya ingin berbagi tentang makanan khas Jawa dan filosofinya dalam tradisi syawalan. Disarikan dari Ceramah KH. Anwar Zahid Bojonegoro, Jawa Timur.
7 makanan khas Jawa yang sering disajikan saat hari besar keagamaan dalam hal ini tradisi syawalan. Dipilih angka 7 ini dimaksudkan sebagai pitu=pituduh (petunjuk), pitutur (nasehat), dan pitulungan (pertolongan). 7 makanan khas ini tak hanya enak di lidah, tapi ternyata mengandung arti filosofi yang bisa mengajarkan banyak hal baik, 7 jenis makanan khas ini diantaranya:

Minggu, 28 Februari 2016

Bagaimana Cara Mengatasi Saat Pikiran “Judeg” dan “Penyakit” Datang?



Perjalanan 30 hari menulis tanpa terasa sudah masuk hari ke 14, artinya sudah 2 minggu ini kita  berusaha menerapkan kebiasaan baik dan sudah hampir setengah perjalanan nih. Alhamdulillah, sejauh ini masih diberikan kelancaran walaupun kemarin, hari ke 13 agak terlambat setor tulisannya. *maapin ya min n kaka mentor :D

Sebagai pejuang #30DWC pasti ada saat-saat dimana kita judeg (bingung, red) mikirin apa yang mau ditulis tiap harinya, belum lagi kadang penyakit datang seperti:bosen, capek, ga mood lha sampai malas *ayo segera dibasmi. Bagaimana cara mengatasi semua itu?

Sabtu, 27 Februari 2016

Mengisi Malam Minggu ala Jones (Jomblo Happiness)




Malam minggu malam yang panjang, rame-ramenya remaja pada pacaran. Saya mah pilih di rumah aja, kejar setoran tulisan, uda mau deadline satu jam ke depan. Biarin lha dibilang cupu lha, ga gaul lha... malming kog dekam di rumah... so what’s gitu? Masalah buat situ! 

Fenomena Malming dari tahun ke tahun mah ya tetep gitu-gitu aja, yang keluar bareng pacar atau teman nongkrong tipis-tipis di keramaian. Ada yang di cafe, taman sampai jembatan layang (kalau itu mah ga boleh ditiru yaa!)

Sementara yang jomblo nih kasihan, malam minggu seperti malam kutukan tak henti hinaan dan bullyan. Banyak banget tuh jomblo yang galau ngeluh di media sosial karena malam minggu kesepian *ups, sorry mblo :)

Padahal dalam islam ga da itu yang namanya tradisi malam mingguan, apalagi pacaran berdua-duaan tanpa ikatan. Islam mengajarkan pacaran yang halal yaitu hanya lewat sebuah pernikahan. Lebih sakinah, mawaddah, warahmah dan barokah. Aamiin

Buat para jones yang lagi ngenes di malam ini jangan pada ngenes ah, jadikan jones kalian itu jomblo happiness, asyik ga tuh :D Jomblo happiness adalah jomblo yang slalu berbahagia, bersyukur atas keadaan dirinya. Always smile and think positif! 

So, wahai kalian para jomblo happiness, isilah malam minggu kalian dengan kegiatan positif yang mendatangkan manfaat bagi diri  dan orang lain di sekitar kalian. Berikut ini saya akan coba membagi beberapa kegiatan positif yang bisa  kalian coba lakukan, Oke let’s check this...

Jumat, 26 Februari 2016

Terbuktinya Kebenaran Hadits Nabi SAW Anjuran “Memadamkan Lampu Saat Tidur Malam”



 
Dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rosulullah SAW bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.” (HR. Bukhori Muslim)

Sudah lebih dari 14 abad yang lalu hadits itu diriwayatkan, ternyata di abad modern ini semakin terbukti kebenarannya. Manfaat medis dari anjuran Rosulullah untuk memadamkan lampu saat hendak tidur.

Kamis, 25 Februari 2016

Janganlah Marah, Maka Bagimu Surga




Siapapun kita pasti pernah merasakan marah, karena memang marah adalah salah satu tabiat yang tidak luput dari diri manusia. Meskipun tak luput dari dari sifat marah manusia selalu berusaha untuk meredam amarahnya. Bagaimana cara meredam amarah seperti yang diajarkan Rosulullah SAW?

Sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan setan ke dalam hati manusia untuk merusak agama  dan diri mereka. Karena dengan kemarahan seseorang bisa menjadi gelap mata hingga dia bisa nekad melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan agamanya. Semua pasti pernah marah, hal itu wajar karena manusia tak luput dari sifat ini. Hanya bagaimana cara kita untuk bisa menahan dan meredam amarah itu. 

Bahkan Allah SWT memuji mereka yang mampu menahan amarahnya dalam firmanNya :
“Orang-orang yang bertaqwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan mereka yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”                                                 (QS. Ali Imron:134)

Menahan dan meredam amarah itu artinya jika mereka disakiti orang lain yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka (melampiaskan amarah), akan tetapi mereka justru berusaha menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak membalas perlakuan orang yang menyakiti. 

Keutamaan menahan marah dan mengendalikan diri ketika emosi disebutkan dalam sebuah hadits, Rosulullah SAW bersabda : “Bukannya orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya) dalam pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang yang kuat (yang sebenarnya) adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”

Inilah kekuatan yang terpuji, yaitu menahan marah yang akan mendapatkan keutamaan dari Allah SWT. Dan ini sangat sedikit dimiliki oleh kebanyakan manusia. Keutamaan menahan marah juga disebutkan dalam hadist lain, Rosulullah bersabda : ”Janganlah kamu marah, maka bagimu surga”.                                                                                 
Dari hadits tersebut kita menemukan satu keutamaan lagi, yaitu Allah akan menghadiahkan surga bagi orang yang mampu menahan amarahnya.
 
Rosulullah SAW senantiasa memberikan petunjuk kepada orang yang sedang marah untuk melakukan hal-hal yang bisa menahan dan meredam amarahnya dengan izin Allah diantaranya:

1.      Berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan yang selalu mengobarkan bara api kemarahan.
2.      Diam (tidak bicara), agar terhindar dari perkataan yang buruk yang sering muncul saat seseorang sedang marah.
3.      Bila kita sedang berdiri coba duduk kalau masih ingin marah berbaringlah, setidaknya kita bisa sedikit rileks trus ga jadi marah deh.
4.      Kalau uda berbaring pun masih ingin marah, coba ambil air wudhu, biar setannya pada kabur.

Semoga dengan mencoba 4 langkah di atas, kita bisa terhindar dari amarah. Masih ingatkah salah satu hadits diatas? Janganlah marah, maka Allah akan kasih hadiah surga. Pasti semuanya mau kan mendapat hadiah surga? Siapa juga yang ga mau :D

Semoga bermanfaat dan semoga dapat menjadi motivasi untuk selalu berusaha menahan kemarahan kita :)
Cahaya Fitria untuk #30DWC11
250216

Rabu, 24 Februari 2016

Celengan Haji Pak Lek Soto



Di suatu malam selepas hujan, Ibu, Ayah, adek dan aku sedang duduk-duduk santai di teras depan rumah. Karena hujan yang mengguyur sepanjang siang tadi, udara jadi terasa dingin yang membuat perut jadi keroncongan.

Dari kejauhan terdengar suara ting... ting... ting... suara tukang soto madura keliling yang biasa lewat depan rumah. Aku bergegas keluar rumah mencari asal suara itu, ternyata masih jauh di ujung gang sana. Aku panggil saja, soto... soto sambil bertepuk tangan. Si Pak Lek soto akhirnya mendekat dan berhenti di depan rumah. Aku memesan 4 mangkok soto madura komplit.
Selesai makan, lalu aku kembalikan mangkok Pak Lek soto dan membayarnya...

Ketika membayar aku melihat Pak Lek memisah-misahkan uang yang diterimanya, ada yang disimpan dalam dompet, ada yang dalam laci rombong sotonya, dan satu lagi di simpan dalam celengan kaleng bekas biskuit. Melihat hal itu cukup mengganggu pikiranku, lalu aku beranikan bertanya untuk mengobati rasa penasaranku.

“Pak Lek, kenapa uang njenengan dipisah-pisah gitu?” tanyaku menyelidik. “Ngge mbk, Pak Lek sudah mulai memisahkan uang-uang itu dari 15 tahun yang lalu, sejak pertama jualan soto. Tujuannya sederhana mbk, hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Pak Lek dan keluarga dan mana yang jadi kewajiban, serta mana yang jadi hak orang lain. Kan di dalam harta yang kita miliki itu terdapat hak orang lain yang dititipkan kepada kita.” jelas Pak Lek soto

“Maaf, saya kurang faham maksud njenengan...?” saya melanjutkan bertanya
“Ngge mbk, kan Allah menganjurkan kita untuk sedekah berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Makanya saya memisahkan uang saya menjadi 3 bagian itu

Bagian yang pertama, uang yang masuk dompet saya, maksudnya ya buat memenuhi kebutuhan pribadi saya dan keluarga, seperti untuk makan sehari-hari dan untuk biaya sekolah anak saya.

Trus bagian kedua, uang yang masuk ke laci rombong saya sisihkan untuk bersedekah berbagi kepada yang membutuhkan dan sisanya saya celengi buat ikut qurban mbk. Meskipun sedikit-sedikit saya kumpulkan, lama-lama syukur-syukur bisa buat beli kambing.

Dan yang saya masukkan celengan ini buat tabungan, nanti kalau uangnya sudah cukup, mau tak pakai daftar haji mbk. Karena saya ingin menyempurnakan rukun Islam kelima yaitu pergi haji ke Baitullah bagi yang mampu. Ibadah haji kan tentu butuh biaya besar. Makanya Pak Lek bilang dlu ke Bu Lek mau nyelengi dikit-dikit dan Bu Lek setuju bahwa sebagian hasil penjualan soto kita celengi disini sebagai tabungan buat haji. Insya Allah 5 Tahun lagi  Pak Lek dan Bu Lek mau pergi haji.”

Aku tercengang mendengar penjelasan Pak Lek soto. Subhanallah, terlantun tasbih dalam hati. Sungguh sebuah jawaban yang mulia yang diluar dugaan. Kita mungkin memiliki nasib yang lebih baik dari Pak Lek soto tadi, tapi belum tentu memiliki pikiran semulia dan punya rencana seindah seperti rencana Pak Lek itu. Kita sering kali berlindung dibalik kata belum mampu dan belum ada rejeki.   

“Rencana itu memang indah dan mulia pak lek, tapi kan haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk mampu dalam urusan biaya...?” tanyaku lebih lanjut

Beliau menjawab, “Yaitulah mbk, saya jadi malu kalau bicara tentang mampu dan tidak mampu ini. Karena definisi mampu itu bukan haknya orang yang kaya dan memiliki banyak uang saja. Melainkan mampu itu sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan dalam mengartikannya sendiri, bila kita menganggap diri sebagai orang tidak mampu, maka selamanya kita akan jadi orang yang tidak mampu. Sebaliknya jika kita menganggap diri kita “mampu”, maka insya Allah dengan izinNya Allah akan mampukan kita. 

Masya Allah, sebuah jawaban yang indah dan penuh keyakinan dari seorang tukang soto keliling.
Dari bapak tukang soto tadi, kita dapat belajar bila kita yakin mampu, maka Allah akan mampukan kita. Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya. Kalau kita yakin terus kita berusaha diiringi doa. Insya Allah suatu saat kita akan sampai pada tujuan kita dengan izinNya.

Keep Huznudhon ilallah, yakin dan bersungguh-sungguhlah :)
Semoga bermanfaat
 
Cahaya Fitria untuk #30DWC10
240216

Selasa, 23 Februari 2016

Fenomena Ketindihan dan Cara Mengatasinya




 
Sebagian besar manusia pasti pernah mengalami fenomena gangguan tidur ini, saat ingin bangun dari tidurtubuh tiba-tiba sulit untuk digerakkan, suara seperti tercekik, seperti ada benda berat yang menimpa tubuh dan menindihnya dengan kuat. Kata orang-orang tua jaman dlu sih saat itu ada makhluk ghaib yang menindih tubuh kita. Hiii Serem *tutup mata* Fenomena apakah yang terjadi? dan bagaimana cara mengatasinya?

Beberapa hari lalu aku pernah mengalaminya, salah satu pengalaman yang mengerikan itu biasa disebut oleh orang tua jaman dulu dengan istilah ketindihan atau erep-erep. Suatu keadaan dimana ketidakmampuan bergerak saat sedang tidur atau ketika bangun tidur. Memang benar saat itu tubuh  terasa kaku dan tidak bisa digerakkan, jangankan berteriak bicarapun sulit, saat itu seperti ada yang menindih tubuhku, hanya doa yang bisa ku baca dalam hati.

Secara medis fenomena ketindihan ini disebut dengan istilah sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan seluruh anggota badannya, tidak bisa mengeluarkan suara dan sebagainya. Kelumpuhan tidur ini biasanya disertai dengan halusinasi seram atau mimpi buruk seperti ada bayangan hitam yang menindih tubuh. Kelumpuhan tidur terjadi dalam keadaan kita sedang setengah tidur, sedang tertidur lelap ataupun dalam keadaan terjaga. Sleep paralysis biasa terjadi saat kita dalam kondisi kelelahan, stress dan banyak pikiran.

Secara ilmiah gangguan tidur sleep paralysis ini terjadi akibat gangguan pada bagian otak yang membawa “peta diri”. Gangguan tersebut biasanya datang saat otak dalam keadaan Rapod Eye Movement (RAM) atau yang biasa dikenal dengan masa bermimpi. Dalam hal itu tidak ada kaitannya dengan makhluk ghaib. Gambaran munculnya sosok ghaib itu hanyalah halusinasi yang disebabkan oleh gangguan otak sesaat ketika masuk pada masa REM. Sleep paralysis terjadi ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum siap ditambah halusinasi karena mimpi.

Bagaimana caranya mengatasi saat terjadi sleep paralysis atau fenomena ketindihan ini? berikut cara mengatasinya yang dikutip dari berbagai sumber

Pertama, usahakan jangan panik tetap tenang. Jika kita panik, akan semakin sulit untuk bernapas dan bergerak. Kedua, atur pernapasan tarik napas panjang dan berdoalah memohon perlindungan kepada Allah SWT. Setelah merasa tenang perlahan coba buka mata, karena efek tindihan ini akan hilang seketika saat kita dapat membuka mata. Biasanya saat tindihan itu sulit sekali untuk membuka mata, mata serasa dilem. Ketiga, coba ubah posisi tidur kita. Sebisa mungkin hindari posisi tidur terlentang, karena korban sleep paralysis ini biasa terjadi saat kita dalam keadaan tidur terlentang.


Bayangkan kalau fenomena tindihan ini terjadi berulang-ulang dan menghantui tiap tidur kita, pasti tidak mau kan karena sangat menyeramkan, lebih seram dari bayangan mantan :D 

Agar ketindihan ini tidak terjadi lagi, lakukan adab-adab sebelum tidur seperti yang telah diajarkan Rosulullah SAW seperti berwudhu sebelum tidur, membersihkan tempat tidur terlebih dahulu sebelum dipakai tidur, dan jangan lupa baca doa sebelum tidur, muawidatain, serta ayat kursi.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari godaan syetan dan menjaga tidur kita hingga waktu subuh nanti. Aamiin
Semoga Bermanfaat

Cahaya Fitria untuk #30DWC9
230216

Senin, 22 Februari 2016

Tela’ah Lirik Lagu Sandaran Hati (2-end)



            Yakinkah ku berdiri // di hampa tanpa tepi // bolehkah aku mendengarmu
            Terkubur dalam emosi // tanpa bisa bersembunyi // aku dan nafasku merindukanmu
            Terpuruk ku disini // teraniaya sepi // dan ku tahu pasti // Kau menemani
            Dalam hidupku // kesendirianku 

Pada tulisan sebelumnya telah dibahas siapa itu Letto dan sedikit menela’ah awal lirik lagu. Sang pencipta lagu yaitu mas Sabrang alias Noe dalam sebuah kesempatan menjelaskan bahwa ia tidak ingin memonopoli makna atas lagunya. Dia memberi kebebasan pada setiap penikmat musiknya untuk memberi arti lirik lagunya menurut kacamata pribadi para penikmat musiknya. 

Sedikit flashback dalam tulisan sebelumnya bait-bait awal lagu menggambarkan suatu kegamangan hati dalam proses pencarian Sang Penciptanya. Dalam keterpurukan hidup yang semakin menyiksa, ia temukan bahwa Tuhannya tak pernah meninggalkannya, Dia senantiasa menemani dalam tiap kesendirian.

Kali ini saya akan melanjutkan menela’ah lirik lagu pada bagian Reff

            Teringat ku teringat // pada janjiMu // ku terikat
            Hanya sekejap ku berdiri // ku lakukan sepenuh hati
            Peduli ku peduli // siang dan malam yang berganti
            Sedihku ini tak ada arti // jika Kaulah sandaran hati
            Kaulah sandaran hati

Teringat ku teringat menggambarkankan manusia yang mengingat janjinya kepada Tuhan sebelum dia dilahirkan ke dunia, dengan janji itu dia terikat antara dia dan Tuhannya, antara makhluk dan penciptanya. Sebuah janji yang diucapkan pada zaman azali, janji untuk bersaksi pada Allah adalah Tuhannya dan senantiasa beribadah pada Tuhannya. Tersadar akan janjinya, dalam sekejap ia langsung berdiri, berdiri di sini dapat diartikan beribadah mendirikan sholat dan melakukannya dengan khusyuk sepenuh hati.

Siang dan malam yang selalu berganti, begitupun juga senang yang berganti dengan sedih itu semua adalah realita kehidupan, yang mau tak mau harus dilalui. Tapi jika senantiasa bergantung padaNya dan menyandarkan segala realita hidup kepadaNya. Maka Sedih, sendiri itu tak kan ada artinya. Karena menjadikan Allah sebagai sandaran hati. Lalu diakhirnya diulang dua kali “Kaulah sandaran hati” adalah sebuah kalimat penegas bahwasannya hanya Kaulah sandaran hati, tak ada yang lain hanya Allah lah sandaran hati kita.

            Inikah yang Kau mau // benarkah ini jalanMu
            Hanyalah Engkau yang ku tuju
            Pegang erat tanganku // bimbing langkah kakiku
            Aku hilang arah // tanpa hadirmu
            Dalam gelapnya // malam hariku

Apapun yang terjadi pada diri kita adalah kehendak Qudrat dan Irodatnya (mau) Allah, kita terima dengan apa adanya karena Ridho Allah lah yang menjadi tujuan kita. Memohon untuk senantiasa dalam penjagaanNya dan senantiasa dalam bimbinganNya. Karena kita akan tersesat dan kehilangan arah bila tanpa Dia dalam dunia yang semakin gelap seperti gelapnya malam tanpa cahaya dariNya.
Lirik lagu Sandaran Hatinya Letto ini ternyata mengandung makna yang mendalam tentang hubungan antara manusia dengan penciptaNya. Yakinlah, sebaik-baik sandaran hati kita hanyalah Allah SWT. Saat tak ada pundak untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud memohon pertolongan hanya kepadaNya. 

Demikianlah review saya tentang lagu favorit saya yang walaupun sudah cukup lama tapi selalu indah untuk didengarkan dan diresapi maknanya sampai saat ini. Terlepas dari benar tidaknya makna-makna yang coba saya tela’ah, saya berharap hal ini membuat kita semakin dekat pada Allah dan senantiasa berkhuznudhon padaNya. 

Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tela’ah ini, itu semata karena ketidaksempurnaan saya sebagai manusia.
Semoga bermanfaat
Cahaya Fitria untuk #30DWC8
220216