Sabtu, 23 April 2016

Ketika Jatuh Cinta, Hati-Hati Syetan Menggoda



Ketika kita merasakan jatuh cinta dan mendambakan seseorang menjadi jodoh kita. Namun kita tetap diam, mengendalikan hati agar tidak tergesa-gesa mengutarakannya, maka yang ada adalah harapan yang terbalut dalam doa. 

Doa kebaikan untuknya tak pernah alpa kita panjatkan. Semoga dia mampu menjadi hamba yang beriman dan mengisi hari-harinya dengan kebaikan. Semoga Allah mempertemukan dan mempersatukan pada saat yang tepat. Saat dimana hanya ada perkenalan, kemudian lamaran dan berakhir pada pernikahan bukannya pacaran. 

Namun jika Allah menghendaki kita tidak berjodoh dengannya. Karena mungkin ada seseorang yang lebih baik dari kita untuknya dan ada yang lebih baik dari dia untuk kita. Itulah nilai sebuah kepasrahan. 


Namun ketika kita jatuh cinta, lalu kita menjalin hubungan dengannya. Meskipun hanya sebatas di dunia maya, meskipun ingin mengenalnya lebih lanjut, maka syetan akan ikut ambil bagian.


Ia akan menyiksamu dengan rindu yang membelenggu. Setelah rindu berganti sayang yang penuh dengan kehangatan, penuh dengan impian tentang masa depan yang dilewati bersama. Senda gurau dan kemesraan yang dibina seolah terasa indah dan tak ada yang salah. Bahkan tanpa sadar apa yang dilakukan sekarang sebelum halal untuk dilakukan, karena dia belum menjadi mahram kita.

Hal itu membuat kita lalai dari mengingat Allah. Bahkan kadang kita lupa ada Allah yang senantiasa mengawasi kita. Dia mengawasi kemesraan yang belum berhak kita nikmati bersamanya. Kerinduan yang berkelanjutan dengan impian sebuah pertemuan. Pertemuan berakhir dengan pelukan yang kemudian membuat hati menjadi bergantung kepadanya.

Seolah-olah hanya dia yang mampu menciptakan kebahagiaan di dunia kita. Dan seolah-olah tanpa dia hidup kita tak akan ada artinya. Dan pada akhirnya ketika perpisahan yang terjadi, karena Allah tak menghendaki. Kita menjadi putus asa dan sedih seolah-olah hidup tak lagi berwarna tanpa kehadiran dan cintanya. 

Sebenarnya semua orang itu mempunyai hak yang sama dalam mencintai dan dicintai. Tapi bukan dengan cinta yang tak diridhai. Cinta selain karenaNya hanya akan membawa kita pada penyesalan abadi. Sebagai seorang muslim harusnya kita memilih kebahagiaan yang abadi. Kedamaian yang sejati  yang ada disisiNya di JannahNya. Maka mari saling mengingatkan dalam kesabaran. 
Kesabaran dalam menanti hadirnya cinta dari Ilahi. 

Ketika mereka bahagia dengan cinta semunya (baca:pacaran)
Biarkanlah aku sendiri di sini, bahagia dalam cinta Ilahi

Aku tak laku...
Karena memang ku bukan barang dagangan :P

Aku jomblo bukan karena tak dapat mencintai atau dicintai
Tapi aku selalu menolak jika pacaran jalan yang ditawarkan

Hidup sendiri memang kadang terasa sepi
Namun aku tak slalu sendiri
Karena Allah senantiasa dalam hati
Biar ku nikmati hidup tanpa cinta sebelum halal menjelang
Walau kadang godaan datang

 
Yakin dia yang terbaik akan datang
Pada waktu terbaik yang Dia yang tentukan
Tetaplah bersabar dalam penantian

Semoga bermanfaat

Renungan Malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar