Rabu, 17 Februari 2016

Amalan dan Tata Cara Menghadapi Hari Istimewa (Hari Jum'at)



Ketahuilah, bahwa hari Jum’at merupakan hari besar (hari bahagia) orang-orang yang beriman. Ia adalah hari yang mulia yang dikhususkan oleh Allah kepada umat Nabi SAW. Di hari ini terdapat satu saat yang dirahasiakan dan tidak dapat diketahui siapapun, yang andaikata seseorang meminta suatu hajat kepada Allah pada saat itu pasti dikabulkan oleh Allah.
Karena itu bersiaplah engkau menghadapi hari Jum’at sejak hari Kamis dengan membersihkan pakaian, memperbanyak membaca tasbih dan istighfar pada sore hari Kamis itu, karena kemuliaan sore hari pada hari Kamis itu sama dengan kemuliaan hari Jum’at.
Berniatlah berpuasa pada hari Jum’at, dengan syarat engkau telah berpuasa di hari Kamis atau hendak berpuasa pada hari Sabtunya; hal yang demikian ini karena adanya larangan berpuasa secara khusus pada hari Jum’at.
Apabila fajar waktu subuh telah terbit, maka hendaknya engkau mandi, karena mandi pada hari Jum’at itu wajib (sunnah mua’kkad) bagi setiap orang yang sudah dewasa. Kemudian hendaknya engkau berhias diri dengan memakai pakaian putih, karena merupakan pakaian yang paling disukai oleh Allah SWT, memakai parfum yang paling baik, mencukur bulu, kuku dan menggosok gigi.
Setelah itu berangkatlah ke masjid seawal mungkin, dengan tenang. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berangkat ke Masjid (pada hari Jum’at) pada jam yang paling pertama, maka dia seperti berqurban seekor unta. Barangsiapa yang pergi ke Masjid pada jam kedua, maka dia berqurban seekor sapi. Barangsiapa yang pergi ke Masjid pada jam ketiga, maka seperti orang yang berqurban seekor kambing. Barangsiapa yang pergi ke Masjid pada jam keempat, maka dia berqurban seekor ayam dan barangsiapa yang pergi ke Masjid pada jam kelima, maka dia seperti orang yang berqurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar, maka buku catatan amal telah ditutup dan pena-pena ditarik kembali. Sedangkan para malaikat berkumpul didekat mimbar mendengarkan khutbah.”
Dalam riwayat lain diterangkan, bahwa kedekatan seorang hamba Allah ketika melihat Allah besok di alam akhirat itu tergantung awal kedatangannya di Masjid pada hari Jum’at.
Diantara sunnah Rasulullah pada hari Jum’at yang lain ialah membaca surat Al-An’am, Al-Kahfi, Thoha dan Yasin. Apabila engkau tidak mampu membaca surat-surat tersebut, maka bacalah surat Yasin, As-Sajdah,Ad-Dukhon dan Al-Mulk. Hendaklah engkau membaca surat-surat tersebut pada setiap malam Jum’at, karena keutamaanya sangatlah besar. Apabila tidak bisa membaca surat-surat tersebut, maka bacalah surat Al-Ikhlas dan sholawat kepada Nabi SAW sebanyak-banyaknya, terutama sekali pada hari Jum’atnya.
Pada hari Jum’at hendaklah engkau perbanyak berdoa ketika matahari terbit, ketika tergelincir dan ketika terbenam, ketika iqomat, ketika imam naik ke atas mimbar dan ketika orang-orang berdiri hendak mengerjakan sholat, barangkali saat mulia itu berada pada waktu-waktu tersebut. Selain itu, berusahalah engkau untuk dapat bersedekah sesuai dengan kemampuan, meskipun sedikit.
Dengan demikian pada hari ini engkau dapat melaksanakan ibadah sholat, puasa dan shodaqoh, serta membaca Al-Quran dan memperbanyak bersholawat atas Nabi Muhammad SAW. Jadikanlah hari Jum’at ini sebagai hari istimewa, hari khusus untuk mengejar kebahagiaan akhirat, barangkali bisa menjadi kaffarot atau penebus dosa-dosa yang engkau lakukan pada hari-hari lain pada minggu itu.
Demikian beberapa amalan-amalan dan tata cara menghadapi hari Jum’at yang disarikan dari Kitab Bidayah Al-Hidayah karya Imam Al-Ghozali. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan khusunya bagi penulis sendiri, tetap semangat mengkaji ilmu-ilmu Allah, mencari ilmu untuk bekal akhirat dan tujuan akhirnya hanya mendapat ridha Allah SWT. Aamiin
Cahaya Fitria untuk #30DWC4
180216


2 komentar:

  1. Tulisannya bagus say. Tinggal belajar untuk nulis efektif saja. Agar pembaca tidak lelah saat membaca tulisannya.

    Fighting. Terus berproses yaah

    BalasHapus