Minggu, 28 Februari 2016

Bagaimana Cara Mengatasi Saat Pikiran “Judeg” dan “Penyakit” Datang?



Perjalanan 30 hari menulis tanpa terasa sudah masuk hari ke 14, artinya sudah 2 minggu ini kita  berusaha menerapkan kebiasaan baik dan sudah hampir setengah perjalanan nih. Alhamdulillah, sejauh ini masih diberikan kelancaran walaupun kemarin, hari ke 13 agak terlambat setor tulisannya. *maapin ya min n kaka mentor :D

Sebagai pejuang #30DWC pasti ada saat-saat dimana kita judeg (bingung, red) mikirin apa yang mau ditulis tiap harinya, belum lagi kadang penyakit datang seperti:bosen, capek, ga mood lha sampai malas *ayo segera dibasmi. Bagaimana cara mengatasi semua itu?

 
1.      Kembali menata niat
Niat awal kita apa saat mengikuti #30DWC ini? Memupuk kebiasaan baik, berlatih menulis, atau apalah-apalah. Berbuat baik dan membiasakan hal baik dalam perjalanannya memang tak semulus yang dikira, ditengah perjalanan pastilah ada kerikil-kerikil kecil dan polisi tidur sebagai sandungan. Justru hal itulah yang harus dijadikan penyemangat sekaligus pengingat agar di masa yang akan datang tak kan tersandung ditempat yang sama lagi. Saat para penyakit menyerang coba ingat kembali niat awal kita, semangati diri dengan niat itu, mulai tata kembali apakah kita sudah melibatkan Allah dalam niat kita atau malah orientasi duniawi yang jadi niat awal kita *jangan sampai yaa. Jika niat awal belum melibatkan Allah coba perbaiki lagi, niatkan kita menulis sebagai salah satu sarana kita beribadah kepada Allah dan sarana menyebar kebaikan. Insya Allah akan semakin terasa berkah dan dimudahkan jalannya. Aamiin 

2.      Cari yang terdekat dari kita yang ada di sekitar kita
Bingung cari inspirasi? Inspirasi itu bisa datang dari mana saja lho, kita hanya perlu peka menangkapnya dengan rasa. Ga perlu jauh-jauh kalau cari inspirasi cukup tengok kanan kiri, tangkap dengan kepekaan rasa apa yang ada di dekat kita atau di sekitar kita. Bisa dari keluarga, teman atau lingkungan sekitar. Kuncinya hanya perlu sedikit peka.

3.      Alihkan sementara
Bila pikiran judeg melanda, bingung mau nulis apa? Tinggalkan sejenak, beralihlah pada kegiatan-kegiatan yang merefresh pikiran seperti jalan-jalan, mendengarkan musik, atau apapun kegiatan yang kita sukai. Setelah dirasa cukup fresh, balik lagi deh kita ke tulisan. Pasti akan ada aja ide-ide baru nanti yang terbersit di kepala.

4.     Menulis dengan hati
Nah ini, yang saya masih harus belajar sampai sekarang, menulis dengan hati. Seperti apa itu menulis dengan hati? Menurut mas Arry Rahmawan dalam tulisan di blognya Bagaimana Cara Menulis dengan Hati? “Ciptakanlah tulisan yang bahkan kita sendiri bergetar saat membacanya.”
Wow, gimana tuh caranya? Hal itu memang tidak mudah, apalagi bagi penulis pemula seperti kita. Menulis dengan hati adalah salah satu tantangan terbesar bagi para penulis pemula. Karena hal ini berproses dan butuh waktu yang ga sebentar. Kita harus melibatkan hati agar dapat membuat tulisan yang konsisten, produktif dan dapat menggetarkan hati para pembacanya. Kata mas Arry dalam tulisan di blognya formulanya sederhana saja, “libatkan Tuhan dalam setiap kata yang dituliskan.” Maksudnya jadikan tulisan-tulisan yang kita ciptakan itu bukan sebagai media untuk mendapat pujian atau membuat diri kita terkenal, melainkan untuk ibadah. 

Nah, kita sudah mengetahui bagaimana cara mengatasi saat pikiran judeg dan penyakit mulai datang kan? Intinya sekarang mulai tuliskan praktekkan sekarang juga atau mungkin para pembaca punya cara lain untuk mengatasinya? Dipersilahkan untuk menambahkan di kolom  komentar yang tersedia.


Semoga bermanfaat

Cahaya Fitria untuk #30DWC14
280216  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar