Minggu, 21 Februari 2016

Tela’ah Lirik Lagu Sandaran Hati (1)




Assalamualaikum Sahabat Cahaya 

Dalam tulisan kali ini saya ingin mencoba menela’ah sebuah lirik lagu. Kalian tentu ingat dengan band Letto. Sebuah Band asal kota gudeg, Jogjakarta yang digawangi oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe, Patub, Arie dan Dedi. Band ini sempat melejit pada era 2000an dengan ciri khas lirik lagu-lagunya yang puitis, didukung dengan permainan musik yang asyik ngejazz-ngejazz gimana gitu :D, serta dilengkapi suara penyanyinya yang lembut nan syahdu. Mereka adalah salah satu band favorit saya kala itu, karena pembawaannya yang santai tapi bersahaja khas para seniman Jogja. 

Disini saya tidak akan membahas tentang grup bandnya, cukup sedikit diawal tadi sebagai flashback ingatan kita. Yang akan saya bahas disini adalah tentang lirik lagunya. Banyak lirik-lirik lagu letto dalam albumnya yang sarat akan makna seperti : Sampai Nanti Sampai Mati, Ruang Rindu, Sandaran Hati, Sebenarnya Cinta, Sebelum Cahaya, Senyumanmu dan masih banyak lagi.

Saya akan mencoba untuk menela’ah lirik lagu Letto yang berjudul Sandaran Hati bait demi bait dari kacamata pribadi

Yakinkah ku berdiri //  Di hampa tanpa tepi 
Bolehkah aku mendengarmu
Terkubur dalam emosi // Tanpa bisa bersembunyi
Aku dan nafasku merindukanmu

Lirik lagu “Sandaran Hati” maknanya sangat dalam, sarat akan sufisme menjelaskan hubungan seorang hamba dengan penciptaNya. Disini pendengar lagunya tidak disuguhi bahasa yang langsung jadi, melainkan harus mengolahnya terlebih dahulu melalui tahap kontemplasi. Tentang seseorang yang sedang dalam kegamangan dalam menghadapi kehidupan tak ada siapapun tempat berbagi, dalam kehampaan yang tiada bertepi dalam pencarian suara hati terdalamnya. Saat emosi menguasi diri tanpa bisa disembunyikan, disaat seperti inilah yang membuat jiwa dan raga merindukan penciptanya.

Terpuruk ku di sini // Teraniaya sepi 
Dan ku tahu pasti // Kau menemani
Dalam hidupku // kesendirianku
  
Dalam keadaan terpuruk saat sepi menyiksa dan hidup berteman kesendirian. Yakinlah, bila kita selalu berada di jalanNya, Dia kan selalu temani di setiap langkah kita. Karena Dialah yang tak pernah pergi saaat yang lain enggan tinggal. Hanya Allah tempat bersandar dari segala permasalahan.

Lanjut Reff

Teringat ku teringat // Pada janjimu ku terikat
Hanya sekejap ku berdiri // Ku lakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli // Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti // Jika kau lah sandaran hati
Kaulah sandaran hati...

Mohon maaf sebelumnya karena pembahasan yang masih panjang saya putuskan untuk membaginya menjadi 2 bagian, tunggu kelanjutannya dalam tulisan berikutnya. 
Semoga bermanfaat
 
Cahaya Fitria untuk #30DWC7 
210216

2 komentar:

  1. Sebuah bait lagu, goresan sebuah puisi hati menterjemahkan tanpa perenungan maksud sang penulis lirik akan beda arti. Tulisan diatas salah satu referensi cara pandang menafsirkan arti sebuah lagu. Apik tulisanne, menanti kelanjutannya aaaaaaaahhhhhh......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru menariknya disini sang penulis sendiri pernah mengatakan dalam satu kesempatan, bahwa dia tidak akan memonopoli makna lirik yang ditulisnya. dia membebaskan penikmat lagunya untuk memaknai lagu dari kacamata pribadi mereka. Karena itu saya bisa memaknai lirik lagu ini menurut saya pribadi:)
      Semoga bermanfaat, terima kasih sudah mampir :)

      Hapus